Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara Kuartal II 2025: Indonesia dan ASEAN di Jalur Pemulihan
 |
| Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara Kuartal II 2025: Indonesia dan ASEAN di Jalur Pemulihan |
Data terbaru dari berbagai lembaga ekonomi regional menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara pada kuartal II 2025 mulai menunjukkan tren pemulihan yang signifikan. Indonesia, sebagai negara terbesar di kawasan, menjadi motor utama pergerakan ini, didorong oleh konsumsi domestik, investasi infrastruktur, dan ekspor yang meningkat.
Secara keseluruhan, ASEAN mencatat pertumbuhan 4,8% YoY pada kuartal kedua 2025. Negara-negara seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia mencatat pertumbuhan di atas rata-rata regional, sementara Singapura dan Malaysia menunjukkan pemulihan moderat setelah menghadapi tekanan inflasi dan volatilitas perdagangan global.
Kenaikan pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh:
-
Peningkatan konsumsi rumah tangga, seiring membaiknya daya beli dan upah riil.
-
Investasi infrastruktur dan pembangunan energi terbarukan, yang menciptakan lapangan kerja baru.
-
Pemulihan sektor ekspor, terutama manufaktur elektronik dan produk pertanian, seiring permintaan global mulai stabil.
Indonesia mencatat pertumbuhan 5,1% YoY, menempatkannya di posisi tertinggi di antara negara-negara ASEAN besar. Faktor pendorong utama meliputi:
-
Konsumsi Rumah Tangga – Pemulihan inflasi dan program bantuan sosial meningkatkan belanja masyarakat.
-
Investasi Infrastruktur – Proyek BUMN dan swasta, termasuk transportasi publik dan energi bersih, mempercepat pertumbuhan.
-
Ekspor – Kenaikan permintaan produk elektronik, tekstil, dan komoditas menahan defisit neraca perdagangan.
Kementerian Keuangan Indonesia menekankan bahwa stabilitas fiskal dan kebijakan moneter hati-hati menjadi kunci menjaga momentum pemulihan.
Meski tren positif terlihat, beberapa tantangan tetap membayangi:
-
Inflasi pangan dan energi di beberapa negara, termasuk Indonesia, dapat menekan daya beli masyarakat.
-
Volatilitas global, seperti fluktuasi harga minyak dan ketegangan perdagangan, berpotensi mempengaruhi ekspor dan arus modal.
-
Kesenjangan digital dan infrastruktur antarwilayah, yang dapat membatasi pertumbuhan inklusif di tingkat lokal.
Negara-negara ASEAN mendorong kerja sama regional melalui integrasi perdagangan, digitalisasi, dan investasi energi terbarukan.
Pemanfaatan teknologi AI, logistik cerdas, dan pembiayaan hijau diharapkan meningkatkan produktivitas jangka panjang dan memperkuat posisi kawasan di peta ekonomi global
Kuartal II 2025 menandai jalur pemulihan ekonomi yang stabil bagi Indonesia dan ASEAN, dengan konsumsi domestik dan investasi infrastruktur sebagai motor utama.
Dengan langkah strategis, pemulihan ini berpotensi berlanjut hingga kuartal berikutnya, menjadikan kawasan ASEAN sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi global.
Meski tantangan tetap ada, optimisme publik dan strategi kebijakan yang tepat akan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di tengah dinamika global.
