Mengapa Banyak Orang Mulai Menjauh dari Sosial Media di 2025
Mengapa Banyak Orang Mulai Menjauh dari Sosial Media di 2025 |
Jika dulu membuka Instagram atau TikTok adalah rutinitas wajib, kini tren mulai berubah. Semakin banyak orang — terutama generasi milenial dan Gen Z — memilih untuk menjauh, membatasi, atau bahkan keluar dari media sosial. Apa yang sebenarnya terjadi?
Berdasarkan laporan Digital Wellness Survey 2025, lebih dari 43% pengguna aktif media sosial di Asia Tenggara mengurangi penggunaan mereka secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, istilah seperti “silent unfollow”, “unplug weekend”, dan “low-dopamine lifestyle” makin populer di kalangan pengguna muda.
Alasan Utama Orang Menjauh dari Sosmed
-
Overload Informasi & Kecemasan Mental
Terlalu banyak konten, berita negatif, dan perbandingan hidup membuat banyak orang mengalami anxiety, FOMO (Fear of Missing Out), hingga stres sosial. -
Kesehatan Mental di Atas Segalanya
Banyak orang mulai sadar bahwa kesehatan mental jauh lebih penting daripada eksistensi digital. Social media break dianggap sebagai bentuk self-care. -
Waktu Terbuang, Produktivitas Menurun
Studi menyebut rata-rata orang menghabiskan 3–5 jam per hari di media sosial. Padahal, waktu itu bisa digunakan untuk belajar, bekerja, atau bersosialisasi secara nyata. -
Kebosanan & Kejenuhan Algoritma
Konten yang muncul makin terasa repetitif, penuh iklan, dan kurang personal. Banyak pengguna merasa interaksi yang ada sudah tidak memberi nilai. -
Keinginan Hidup Lebih Nyata & Otentik
Alih-alih membagikan setiap momen, kini banyak orang memilih menikmati momen secara penuh tanpa terganggu notifikasi atau ‘keharusan update’.Media sosial masih akan bertahan, tapi perannya mulai bergeser. Dari tempat hiburan dan validasi, menjadi alat komunikasi dan informasi yang digunakan secara lebih bijak.
Platform juga mulai beradaptasi. Fitur seperti quiet mode, waktu layar terbatas, dan feed bebas algoritma kini banyak ditawarkan untuk mempertahankan pengguna yang lebih sadar diri.